Kampung Kemili adalah salah satu kampung yang berada di Wilayah kecamatan Bebesen kabupaten Aceh Tengah berawal sekitar tahun 1930-an yaitu sebelum Indonesia merdeka dan berasal dari pemekaran Kampung Bebesen. Kemili merupakan kampung cukup tua yang sudah tercantum namanya dalam peta pada masa penjajahan Belanda. Hal ini menunjukan bahwa Kampung Kemili lahir bersamaan dengan Kampung Bebesen yang juga melatari lahirnya Kecamatan Bebesen.

Nama “Kemili” diambil dari ciri khas masyarakat Kemili yang sangat menjunjung tinggi “Budaya Malu” kemanapun mereka pergi dan ini seolah menjadi doktrin dalam masyarakat sejak zaman dahulu. Kata “Kemili” bersal dari bahasa Gayo yaitu “Ikemeli” yang artinya adalah sebuah perintah untuk memiliki kesadaran diri yang tujuannya agar setiap orang menjadikan budaya malu sebagai tameng jika akan melakukan hal – hal negatif kapan dan dimanapun mereka berada. Masyarakat Kampung Kemili mayoritas berasal dari Linge.

Setelah Islam berkembang di kota “Perlak“ menuju Lhokseumawe yang kemudian, wilayah dataran Tinggi Gayo mulai dikunjungi oleh suku-suku atau pendatang dari pesisir maupun luar Aceh, mereka menyebar sampailah di Kampung di Kecamatan Bebesen salah satunya Kampung Kemili. Namun sebelum nama Kampung Kemili muncul, Kampung ini sebelumnya lebih dikenal dengan sebutan “ Kute Beranang “ dalam bahasa Gayo diartikan kota yang memiliki banyak “ Keben “ (Lumbung Padi) karena konon di Kemili mayoritas penduduknya adalah petani sawah.